Minggu, 13 Februari 2011

"Apa (lagi) yang Anda pikirkan?"

Di kala senyapnya malam, di suatu tempat di pinggiran kota. Malam itu, setengah jam sebelum hari minggu, dua pasang mata saling berbalas pandang. Sekali waktu bola mata itu berpaling ke arah jalanan kota yang mulai sepi lalu lalang. Keramaian di tempat itu pun sekonyong-konyong menjadi milik dua mulut yang sedang beradu argumen.

Ya, kedua pasang mata liar dan mulut berisik itu masing-masing bertengger di wajah kami yang sudah berbalut minyak. Malam itu kami sedang terlibat pertempuran pendapat. Saling melempar kata-kata yang sekiranya bisa membuat salah satu dari kami terdiam tak mampu membalas. Dua cangkir kopi menjadi juru damai diantara kami. Sedang topik sepele yang kami perdebatkan adalah 'suatu masalah rencana masa depan' yang selama ini menjadi beban pikiran kami.

Malam itu, kian lama angin malam kian kencang saja berhembus, mengiringi obrolan kami yang kian tak karuan. Hingga dari salah satu mulut terlontar untaian kata-kata yang terdengar lugas, tegas namun bersahabat. Kira-kira seperti ini :
"Jangan runyam saja kau pikir. apa pula khayal yang kau pikir?! wong tak ada masalah untuk dipikir-pikir kok dibilang mikir. bikin dulu senyata masalah, itu baru namanya berpikir,,,"

Terhenyak aku tersadar. Aku terdiam mendapat gempuran kata-kata itu. Setelah sekian lama berpikir dalam kebimbangan, malam itu tiba-tiba kutarik satu kesimpulan :

Tanpa masalah, aku takkan merasa hidup,
Tanpa masalah, jantung tak lagi kencang berdegup,
Lambat laun ku tentu akan meredup.

Demi legitnya sari buah sirup,
Demi nafas yang masih terus ku hirup,
Maka, terjang! Aku pasti sanggup!

"jangan ragu"

Jbr, 120211
- cep -         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar